Kehidupan
di dunia yang sangat singkat ini selalu mengalami roda perputaran terus
menerus, adakalanya hari ini kaya besok miskin, hari ini di atas besok di
bawah, hari ini susah besok bahagia dan lain lain.
Dalam mengenai roda
perputaran yang selalu membawa nasib seseorang yang tak pernah usai, yang
penting selalu bersyukur dalam segala hal. Ketika seorang bersyukur dengan apa
yang didapat hari ini seperti baru dapat gaji dari hasil kerjanya, baru
dapat berita bahagia yang membanggakan
dianjurkan untuk selalu bersyukur, tapi anehnya ketika seorang mendapat gaji
yang baik, istri yang sholehah, rizki melimpah ruah, berpendidikan tinggi belum
sepenuhnya banyak yang belum bahagia, kemungkinan besar rasa syukur itu belum
Nampak pada diri seorang tersebut.
Meminjam konsep kebahagian menurut Imam
Ghazali, bahwa kebahagian itu terdapat pada ilmu dan ibadah. Menurut tokoh
ilmuan tersebut bahwa ilmu merupakan kebahagian yang terdapat pada diri
seorang, akan tetapi menurut saya ilmu itu dimaksudkan yang bermanfaat pada
diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan ibadah menjadikan kebahagian kalau orang
tersebut tertanam niat untuk beribadah, semisal tidur diniati ibadah untuk
persiapan shalat subuh, berdagang berniat ibadah untuk mencukupi keluarga dan
lain lain. Dari deskripsi di atas, sesungguh kebahagian itu milik siapa? Dalam
sifat kebesaran Allah, bahwa mahluk yang diciptakan di didunia ini selalu
diberikan kebahagian yang merata, walaupun disisi lain takdirnya berbeda
seperti tingkat rizki, nasib dan lain lain. Oleh karena itu bagi seseorang yang
belum bahagia dengan takdirnya masing masing sungguh seorang tersebut tidak
akan merasa bahagia apalagi mengucapkan rasa syukur. Wassalam.
0 komentar:
Post a Comment