Home » » PEMBELAJARAN FONOLOGI BAHASA

PEMBELAJARAN FONOLOGI BAHASA

Unknown | 5:42 AM | 0 komentar






Ilmu bunyi adalah ilmu kuno, Bahasa arab sangat memperhatikan ilmu bunyi sejak dahulu kala, Kholil ibnu Ahmad (175 H) menyatakan bahwa sesungguhnya terdapat perbedaan pendapat  mengenai bunyi-bunyi dalam bahasa arab, begitu pula dengan makhroj dan sifatnya. Kemudian terdapat pula sebuah pendapat dari muridnya yang bernama imam Sibaweh beliau mengikuti jejak gurunya, yaitu “Kegunanan pengucapan bunyi bahasa adalah pengantar yang baik dan metode yang ideal untuk mempelajari bahasa asing dan mendalaminya”.
Meskipun seorang siswa telah berhasil memahami mufrodat dan kaidah-kaidah yang terkait dengan susunan bahasa, akan tetapi kecil kemungkinan dia mampu menguasai bahasa ke-2 selama dia tidak memperbagus pengucapan bunyi bahasa. Dan karena itulah banyak metode-metode lama dalam pembelajaran bahasa tidak mampu melahirkan pembaharuan dalam bahasa, meskipun mereka itu membaca dan menulisnya dengan bahasa sebagaimana metode gramatika dan terjemah.
Mengesampingkan perhatian kita terhadap pengucapan yang benar terhadap bunyi-bunyi bahasa arab dalam metode gramatika dan terjemah serta kesalahan dalam pengucapan bunyi bahasa arab menjadi hal yang turun temurun, yang diadopsi oleh  orang-orang kontemporer dan guru-guru mereka. Dan mereka mewariskan kekeliruan yang mereka dapat kepada generasi setelahnya.
Hal tersebut tidak menjadi jelas kecuali bagi orang yang mengetahui bahasa dan pengucapan bunyi dalam bahasa tersebut, dan ketika seorang siswa  mengucapkan bunyi maka akan menjadi jelas kebenaran atau kesalahan pengucapannya menurut orang yang piawai dalam ilmu makhroj dan sifat.
Kemampuan berbahasa yang baik dapat dianggap  sebagai tujuan yang paling sulit dalam mempelajari unsur-unsur bahasa. Bunyi yang paling sulit bagi siswa adalah bunyi-bunyi bahasa arab yang sama sekali berbeda dengan bahasa ibu. Sistem pengucapan bahasa ibu dan hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan pengucapan akan menjadikan kesulitan besar bagi siswa yang tidak mampu berbahasa arab. yang mana ia masih membutuhkan banyak bantuan dan latihan.
seorang siswa yang mempelajari bahasa arab terkadang terpengaruh pada bunyi bahasa ibu yang didengarnya sejak kecil. Ia  terkontaminasi dengan bunyi-bunyi bahasa ibu yang didengarnya sejak kecil, dan tidak ada yang didengarnya kecuali bahasa ibu. Siswa tersebut harus berlatih membedakan bahasa secara sima’i dengan gambaran yang sangat jelas antara bunyi bahasa arab dan bunyi bahasanya sendiri. Agar ia mampu membedakan perbedan-perbedan tersebut secara sima’i.
Ketika seorang siswa mencoba mengucapkan bunyi-bunyi bahasa arab, dia akan mengetahui bahwa sebagian hal yang ia pelajari dari bunyi-bunyi tersebut berbeda dalam segi bahasa. Maka ia akan mencoba merubah keyakinannya bahwa mempelajari bahasa pada awalnya sangat sulit. Dan dalam pembiasaan serta banyaknya latihan akan ditemui satu implikasi bahwa bunyi yang baru itu  tidak sesuai dengan bunyi-bunyi yang telah di ketahui dalam bahasa. Hal ini merupakan langkah berharga untuk menambah motivasi belajar dan latihan untuk mencapai hasil yang optimal.
Latihan bunyi-bunyi yang mirip dalam bahasa merupakan hal yang penting dalam proses pembedaan dan hasil. Kemungkinan bunyi yang mirip ini adalah bunyi yang tidak sama dengan bunyi-bunyi bahasa  siswa, yang berlawanan dengan bunyi sebelumnya atau bunyi-bunyi yang sudah diketahui siswa atau yang sudah dipelajarinya. Bermula dari hal tersebut sebaiknya seorang guru mengucapkan bunyi-bunyi yang mirip tersebut dalam bahasa, contoh مسير – مصير    dan    سار -  صار
Diawali dengan membaca perkata kemudian berpasang-pasang. Dan para siswa menirukan bersama-sama dulu kemudian baru secara individu. Biasanya sebagai seorang siswa dia akan mengalami kesalahan dalam pengucapannya, maka guru pun wajib membenarkannya.
Untuk kelincahan lisan (siswa) guru tidak cukup hanya mengingatkan siswa pada objek kesalahanya saja dan juga tidak cukup dengan hanya memperdengarkan pengucapan yang benar, akan tetapi membetulkan kesalahan dengan memberikan contoh dan membantu siswa untuk mengucapkan bunyi tersebut. Untuk mengatasi kasus tersebut tidak cukup hanya dengan latihan yang keras dalam jangka waktu singkat, akan tetapi sebaiknya dilakukan setiap hari dan terus menerus tanpa harus memusatkan perhatian untuk satu sasaran tersebut. Sebaiknya guru banyak memperhatikan problem-problem dalam pengucapan bunyi, agar permasalahan tidak semakin banyak atau menumpuk dan berkesinambungan.
Bermula dari hal-hal tersebut diatas sebaiknya kita lakukan study banding antara bunyi bahasa arab dan bunyi bahasa siswa:
  1. Terkadang kita menemukan persamaan bunyi antara bunyi bahasa mereka (siswa) dan bahasa arab sehingga kita akan mengira bahwa dalam hal ini para siswa tidak menemui kesulitan dalam pengucapan bunyi bahasa arab.
  2. Terkadang kita menemukan persamaan atau kemiripan antara bunyi bahasa mereka dan bunyi bahasa arab, akan tetapi perubahan-perubahan bunyi tersebut tidak sama dengan perubahan-perubahan bunyi bahasa arab, dalam hal ini kita akan mengira bahwa para siswa akan menemukan sedikit kesulitan.
  3. Terkadang kita sama sekali tidak menemukan bunyi-bunyi yang sama antara bunyi bahasa siswa dengan bunyi bahasa arab sehingga kita akan mengira bahwa bunyi-bunyi ini adalah momok bagi mereka.
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment