Ilmu
bunyi adalah ilmu kuno, Bahasa arab sangat memperhatikan ilmu bunyi
sejak dahulu kala, Kholil ibnu Ahmad (175 H) menyatakan bahwa
sesungguhnya terdapat perbedaan pendapat mengenai bunyi-bunyi dalam
bahasa arab, begitu pula dengan makhroj dan sifatnya. Kemudian terdapat
pula sebuah pendapat dari muridnya yang bernama imam Sibaweh beliau
mengikuti jejak gurunya, yaitu “Kegunanan pengucapan bunyi bahasa adalah
pengantar yang baik dan metode yang ideal untuk mempelajari bahasa
asing dan mendalaminya”.
Meskipun
seorang siswa telah berhasil memahami mufrodat dan kaidah-kaidah yang
terkait dengan susunan bahasa, akan tetapi kecil kemungkinan dia mampu
menguasai bahasa ke-2 selama dia tidak memperbagus pengucapan bunyi
bahasa. Dan karena itulah banyak metode-metode lama dalam pembelajaran
bahasa tidak mampu melahirkan pembaharuan dalam bahasa, meskipun mereka
itu membaca dan menulisnya dengan bahasa sebagaimana metode gramatika
dan terjemah.
Mengesampingkan
perhatian kita terhadap pengucapan yang benar terhadap bunyi-bunyi
bahasa arab dalam metode gramatika dan terjemah serta kesalahan dalam
pengucapan bunyi bahasa arab menjadi hal yang turun temurun, yang
diadopsi oleh orang-orang kontemporer dan guru-guru mereka. Dan mereka
mewariskan kekeliruan yang mereka dapat kepada generasi setelahnya.
Hal
tersebut tidak menjadi jelas kecuali bagi orang yang mengetahui bahasa
dan pengucapan bunyi dalam bahasa tersebut, dan ketika seorang siswa
mengucapkan bunyi maka akan menjadi jelas kebenaran atau kesalahan
pengucapannya menurut orang yang piawai dalam ilmu makhroj dan sifat.
Kemampuan
berbahasa yang baik dapat dianggap sebagai tujuan yang paling sulit
dalam mempelajari unsur-unsur bahasa. Bunyi yang paling sulit bagi siswa
adalah bunyi-bunyi bahasa arab yang sama sekali berbeda dengan bahasa
ibu. Sistem pengucapan bahasa ibu dan hal-hal yang berkaitan dengan
kebiasaan pengucapan akan menjadikan kesulitan besar bagi siswa yang
tidak mampu berbahasa arab. yang mana ia masih membutuhkan banyak
bantuan dan latihan.
seorang
siswa yang mempelajari bahasa arab terkadang terpengaruh pada bunyi
bahasa ibu yang didengarnya sejak kecil. Ia terkontaminasi dengan
bunyi-bunyi bahasa ibu yang didengarnya sejak kecil, dan tidak ada yang
didengarnya kecuali bahasa ibu. Siswa tersebut harus berlatih membedakan
bahasa secara sima’i dengan gambaran yang sangat jelas antara bunyi
bahasa arab dan bunyi bahasanya sendiri. Agar ia mampu membedakan
perbedan-perbedan tersebut secara sima’i.
Ketika
seorang siswa mencoba mengucapkan bunyi-bunyi bahasa arab, dia akan
mengetahui bahwa sebagian hal yang ia pelajari dari bunyi-bunyi tersebut
berbeda dalam segi bahasa. Maka ia akan mencoba merubah keyakinannya
bahwa mempelajari bahasa pada awalnya sangat sulit. Dan dalam pembiasaan
serta banyaknya latihan akan ditemui satu implikasi bahwa bunyi yang
baru itu tidak sesuai dengan bunyi-bunyi yang telah di ketahui dalam
bahasa. Hal ini merupakan langkah berharga untuk menambah motivasi
belajar dan latihan untuk mencapai hasil yang optimal.
Latihan
bunyi-bunyi yang mirip dalam bahasa merupakan hal yang penting dalam
proses pembedaan dan hasil. Kemungkinan bunyi yang mirip ini adalah
bunyi yang tidak sama dengan bunyi-bunyi bahasa siswa, yang berlawanan
dengan bunyi sebelumnya atau bunyi-bunyi yang sudah diketahui siswa atau
yang sudah dipelajarinya. Bermula dari hal tersebut sebaiknya seorang
guru mengucapkan bunyi-bunyi yang mirip tersebut dalam bahasa, contoh
مسير – مصير dan سار - صار
Diawali
dengan membaca perkata kemudian berpasang-pasang. Dan para siswa
menirukan bersama-sama dulu kemudian baru secara individu. Biasanya
sebagai seorang siswa dia akan mengalami kesalahan dalam pengucapannya,
maka guru pun wajib membenarkannya.
Untuk
kelincahan lisan (siswa) guru tidak cukup hanya mengingatkan siswa pada
objek kesalahanya saja dan juga tidak cukup dengan hanya
memperdengarkan pengucapan yang benar, akan tetapi membetulkan kesalahan
dengan memberikan contoh dan membantu siswa untuk mengucapkan bunyi
tersebut. Untuk mengatasi kasus tersebut tidak cukup hanya dengan
latihan yang keras dalam jangka waktu singkat, akan tetapi sebaiknya
dilakukan setiap hari dan terus menerus tanpa harus memusatkan perhatian
untuk satu sasaran tersebut. Sebaiknya guru banyak memperhatikan
problem-problem dalam pengucapan bunyi, agar permasalahan tidak semakin
banyak atau menumpuk dan berkesinambungan.
Bermula dari hal-hal tersebut diatas sebaiknya kita lakukan study banding antara bunyi bahasa arab dan bunyi bahasa siswa:
- Terkadang kita menemukan persamaan bunyi antara bunyi bahasa mereka (siswa) dan bahasa arab sehingga kita akan mengira bahwa dalam hal ini para siswa tidak menemui kesulitan dalam pengucapan bunyi bahasa arab.
- Terkadang kita menemukan persamaan atau kemiripan antara bunyi bahasa mereka dan bunyi bahasa arab, akan tetapi perubahan-perubahan bunyi tersebut tidak sama dengan perubahan-perubahan bunyi bahasa arab, dalam hal ini kita akan mengira bahwa para siswa akan menemukan sedikit kesulitan.
- Terkadang kita sama sekali tidak menemukan bunyi-bunyi yang sama antara bunyi bahasa siswa dengan bunyi bahasa arab sehingga kita akan mengira bahwa bunyi-bunyi ini adalah momok bagi mereka.
0 komentar:
Post a Comment