Home » » strategi inovatif belajar melalui metode diskusi

strategi inovatif belajar melalui metode diskusi

Unknown | 11:30 PM | 0 komentar




Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk dapat malaksanakan diskusi di kelas, seorang Guru harus mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya nanti dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan. Ditinjau dari sudut formalitas dan jumlah peserta yang mengikutinya, diskusi digolongkan menjadi:
  1. Diskusi Kelompok
adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang individu
  1. Diskusi Seminar
Adalah pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh sekelompok mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan umumnya di bawah bimbingan seorang dosen atau ahli. Tujuan diskusi jenis ini tidak untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat bersifat tertutup atau terbuka. Yang terakhir dapat dihadiri oleh umum, tetapi mereka tidak ikut berdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai peninjau. Untuk menyelenggarakan seminar harus dibentuk sebuah panitia. Pembicara yang ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikan gagasan atau topiknya dalam bentuk kertas kerja.
  1. Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan non aktif. Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif hanya menjadi pendengar. Adakalanya peserta non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
  1. Diskusi dalam bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih (umumnya lebih). Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangannya mengenai topic yang sama atau salah satu dari topic yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu .
Aplikasi Metode Diskusi
  1. Pada dasarnya metode diskusi diaplikasikan dalam Proses Belajar Mengajar untuk :
  2. Mendorong siswa berpikir kritis.
  3. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
  4. Mendorong siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama.
  5. Mengambil satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban untjuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama
  6. Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipu berbeda dengan pendapatnya sendiri
  7. Membiasakan bersikap toleran
Dari apa yang telah diuraikan, sesungguhnya aplikasi metode diskusi mempunyai sisi positif dan sisi negatif.
Sisi positif
  1. Suasana belajar mengajar di kelas akan berkembang. Hal itu dapat di ketahui karena konsentrasi siswa akan terfokus kepada masalah yang sudah didiskusikan. Sehingga partisipasi siswa dalam metode ini sangat dituntut pertanyaannya.
  2. Memberikan pelajaran bersikap toleran, demokrat, kritis dan berfikir sistematis kepada siswa.
  3. Kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang sedang didiskusikan dapat secara mudah diingat siswa. Hal itu disebabkan karena siswa mengikuti alur berfikir diskusi.
  4. Memberikan pengalaman kepada siswa tentang etika bermusyawarah.
Sisi Negatif
  1. Jalannya diskusi akan lebih sering didominasi oleh siswa yang pandai. Sehingga mengurangi peluang siswa yang lain untuk berpartisipasi.
  2. Jalannya diskusi sering dipengaruhi oleh pembicaraan yang menyimpang dari topik pembahasan masalah, sehingga pembahasan melebar kemana-mana.
  3. Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga tidak sejalan dengan prinsip efisiensi Mengingat adanya kelemahan-kelemahan di atas, maka Guru yang berkehendak menggunakan metode diskusi sebaiknya mempersiapkan segala sesuatunya dengan rapi dan sistematis terlebi dahulu. Dan dalam hal ini, peran seorang Guru sebagai encourager yang memberi encouragement (dorongan semangat dan membesarkan hati) sangat diperlukan, terutama oleh peserta yang tergolong kurang pintar atau pendiam.

Share this article :

0 komentar:

Post a Comment