Pendahuluan
Dalam
rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap
jenjang dan tingkat pendidikan, perlu dilakukan upaya inovatif oleh para
guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pendidik.
Terdapat
banyak cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh para pendidik dalam
mewujudkan tujuan instruksional pendidikan, salah satunya adalah
penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga terjadilah suatu
proses belajar yang ideal.
Penggunaan
media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar dan
mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa. Media pembelajaran mempuanyai kegunaan dan manfaat yang banyak,
salah satunya adalah dalam proses pembelajaran, media dapat menjadi
pembangkit keinginan, minat dan motivasi bagi para peserta didik untuk
belajar.
Dari
media yang difungsikan gunanya untuk menghasilkan pembelajaran yang
baik yaitu dengan menggunakan media berbasis manusia yang mana media ini
mampu mengubah sikap secara langsung karena terlibat dengan peserta
didik secara komunikatif.
Pengertian Media Berbasis Manusia
Media
berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk
mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini
bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin
secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya,
media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui
eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang
terjadi pada lingkungan belajar. [1] manusia atau pengajar (realthing) merupakan media yang paling utama dalam proses belajar-mengajar. Ia adalah koordinator dan fasilitator belajar bagi siswa.[2]
- Tujuan
Terkait
tujuan dalam media berbasis manusia adalah mengubah sikap atau ingin
secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya,
media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui
eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang
terjadi pada lingkungan belajar. Guru atau instruktur dapat merangkai
pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai menurut
kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok
dapat dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan sebagian lainnya mungkin
menolak dan melawan terhadap pelajaran. Seringkali dalam suasana
pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan
memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur manusia
sebagai media secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan
memberinya pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan
pembelajaran.[3]
- Teknik dalam Media Berbasis Manusia
Dalam
penggunaan media berbasis manusia, ada dua teknik efektif yang dapat
digunakan, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala
Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun
berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Sedangkan
teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan
gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan pancingan.[4]
Adapun langkah-langkah rancangan yang berpusat pada masalah yaitu;
- Merumuskan masalah yang relevan.
- Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan untuk memecahakan masalah. Gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan.
- Ajarkan mengapa pengetahuan itu terpenting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.
- Tuntun eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah, perannya adalah:
a). Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya.
b). Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu.
c). Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas.
d). Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa.
e). Berikan umpan balik mengenai benar atau salahnya jalan pikiran dan jalur pemecahan masalah.
Penekanan teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep
dan gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan pancingan. Sebagai
teknik pembelajaran, ia harus dipikirkan dan ditata dengan baik. Dalam
teknik ini harus belajar bagaimana mendengar dengan hati-hati apa yang
ditanyakan dan dibahasa,
Adapun langkah-langkah teknik pembelajaran Socrates adalah sebagai berikut:
a).
Mengidentifikasi pertanyaan penting yang meminta siswa berbagi,
menganalisis, mengavaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka,
misalnya; bagaimana tim pekerjaan mandiri dimanfaatkan untuk
meningkatkan hasil belajar, mengapa siswa jarang sekali siswa
bercita-cita untuk berprofesi pada bidang pendidikan atau keguruan.
b). Pembelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar.
c).
Menentukan apakah siswa harus belajar atau bekerja sama-sama dalam
kelompok, perorangan, seorang demi seorang atau secara bebas.[5]
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis
manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia
sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan interaksi
semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang terstruktur dengan baik
bukan hanya lebih menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk
percobaan mental dan pemecahan masalah kreatif. Disamping itu, pelajaran
interaktif mendorong partisipasi siswa dan jika digunakan dengan baik
dapat mempertinggi hasil belajar dan mengalihkan pengetahuan. Sebagai
penuntun untuk mengembangkan pelajaran interaktif dikemukakan
langkah-langkah berikut:
- Mengindentifikasi pokok bahasan pelajaran.
- Mengembangkan sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi yang diharapkan siswa harus kuasai.
- Membaca atau mengamati keseluruhan penyajiaan dan menentukan di mana dialog-dialog interaktif dapat digabung dan disisipkan.
- Menentukan jenis informasi yang diinginkan dari siswa, kebangkan pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalisis, mensitesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan.
- Menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif.
- Menetapakan butir-butir diskusi penting, butir-butir penting ini dapat disajikan setelah melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan strategi lainnya.
Penggunaan
media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi
yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu
mempertinggi kualitas proses pengajaran.[6]
Begitu pula penggunaan media yang berbasis manusia bukan hanya dilihat
dari wujudnya saja akan tetapi fungsi dari pengajarannya atau
fasilitator yang berupa keaktifan dan keprofesionalannya.
- Macam-macam Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran
interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk. Berikut ini
dikemukakan beberapa jenis pembelajaran interaktif:
- Pembelajaran partisipatori yaitu jenis pembelajaran yang dimulai dengan sesi curah pendapat dari seluruh siswa. Guru kemudia mengelompokkan, mengevaluasi, dan membahas hasil curah pendapat itu bersama dengan siswa.
- Pembelajaran main peran yaitu dimulai dengan main peran yang diberi tahapan dengan pelaku yang terdiri atas siswa dengan sukarela. Setelah bermain peran, butir-butir informasi penting dibahas dan akhirnya disimpulkan.
- Pembelajaran kuis tim yaitu dimulai dengan mengumumkan bahwa akan ada kuis pada akhir pelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang bersaing mengumpulkan angka berdasarkan jumlah jawaban yang benar.
- Pembelajaran kooperatif yaitu menciptakan tim-tim atau kelompok-kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan atau ketrampilan atau ketrampilan khusus.
- Debat terstruktur yaitu apabila kegiatan ini amat bermanfaat apabila ada butir-butir informasi penting atau pandangan yang berlawanan.
- Pembelajaran 99 detik yaitu rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi informasi dengan meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi kedalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik.[7]
- Kesimpulan
Media
berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk
mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini
bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin
secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya,
media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui
eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang
terjadi pada lingkungan belajar.
Dalam
penggunaan media berbasis manusia, ada dua teknik efektif yang dapat
digunakan, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala
Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun
berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Sedangkan
teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan
gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan pancingan.
Salah
satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia
ialah rancangan pelajaran yang interaktif. Adapun macam-macam
pembelajaran interaktif yaitu;
- Pembelajaran partisipatori.
- Pembelajaran main peran.
- Pembelajaran kuis tim.
- Pembelajaran kooperatif.
- Debat terstruktur.
- Pembelajaran 99 detik.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. Azhar,Media Pembelajaran, Jakarta:Rajawali. 2009.
Mudhofir, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Progam Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1990.
Sudjana. Nana, Media Pengajaran, Bandung: CV. Sinar Baru. 1990.
http://anakciremai.bloganakkampung.com/19/12/2008/resuman-tentang-media-pembelajaran.html
[1] Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali,2009),hlm. 81.
[2] Mudhofir, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Progam Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 81.
[3] Azhar Arsyad., hlm. 81.
[4] Ibid., hlm. 84.
[5] http://anakciremai. bloganakkampung.com/19/12/2008/resuman-tentang-media-pembelajaran.html
[6] Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1990), hlm. 4.
[7] Azhar Arsyad., hlm. 87.
0 komentar:
Post a Comment