Home » » Human-Based Media In Learning Arabic / وسائل على أساس الإنسان في تعليم اللغة العربية

Human-Based Media In Learning Arabic / وسائل على أساس الإنسان في تعليم اللغة العربية

Unknown | 2:56 PM | 0 komentar

Pendahuluan
Dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang dan tingkat pendidikan, perlu dilakukan upaya inovatif oleh para guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pendidik.
Terdapat banyak cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh para pendidik dalam mewujudkan tujuan instruksional pendidikan, salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga terjadilah suatu proses belajar yang ideal.
Penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar dan mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran mempuanyai kegunaan dan manfaat yang banyak, salah satunya adalah dalam proses pembelajaran, media dapat menjadi pembangkit keinginan, minat dan motivasi bagi para peserta didik untuk belajar.
Dari media yang difungsikan gunanya untuk menghasilkan pembelajaran yang baik yaitu dengan menggunakan media berbasis manusia yang mana media ini mampu mengubah sikap secara langsung karena terlibat dengan peserta didik secara komunikatif.
 Pengertian Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. [1] manusia atau pengajar (realthing) merupakan media yang paling utama dalam proses belajar-mengajar. Ia adalah koordinator dan fasilitator belajar bagi siswa.[2]
  1. Tujuan
Terkait tujuan dalam media berbasis manusia adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Guru atau instruktur dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok dapat dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan sebagian lainnya mungkin menolak dan melawan terhadap pelajaran. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur manusia sebagai media secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.[3]
  1. Teknik dalam Media Berbasis Manusia
Dalam penggunaan media berbasis manusia, ada dua teknik efektif yang dapat digunakan, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Sedangkan teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan pancingan.[4]
Adapun langkah-langkah rancangan yang berpusat pada masalah yaitu;
  1. Merumuskan masalah yang relevan.
  2. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan untuk memecahakan masalah. Gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan.
  3. Ajarkan mengapa pengetahuan itu terpenting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.
  4. Tuntun eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah, perannya adalah:
a). Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya.
b). Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu.
c). Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas.
d). Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa.
e). Berikan umpan balik mengenai benar atau salahnya  jalan pikiran dan jalur pemecahan masalah.
            Penekanan teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep  dan gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan pancingan. Sebagai teknik pembelajaran, ia harus dipikirkan dan ditata dengan baik. Dalam teknik ini harus belajar bagaimana mendengar dengan hati-hati apa yang ditanyakan dan dibahasa,
            Adapun langkah-langkah teknik pembelajaran Socrates adalah sebagai berikut:
a). Mengidentifikasi pertanyaan  penting yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengavaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka, misalnya;  bagaimana tim pekerjaan mandiri dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar, mengapa siswa jarang sekali siswa bercita-cita untuk berprofesi pada bidang pendidikan atau keguruan.
b). Pembelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar.
c). Menentukan apakah siswa harus belajar atau bekerja sama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang atau secara bebas.[5]
            Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang terstruktur dengan baik bukan hanya lebih menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk percobaan mental dan pemecahan masalah kreatif. Disamping itu, pelajaran interaktif mendorong partisipasi siswa dan jika digunakan dengan baik dapat mempertinggi hasil belajar dan mengalihkan pengetahuan.  Sebagai penuntun untuk mengembangkan pelajaran interaktif dikemukakan langkah-langkah berikut:
  1. Mengindentifikasi pokok bahasan pelajaran.
  2. Mengembangkan sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi yang diharapkan siswa harus kuasai.
  3. Membaca atau mengamati keseluruhan penyajiaan dan menentukan di mana dialog-dialog interaktif dapat digabung dan disisipkan.
  4. Menentukan jenis informasi yang diinginkan dari siswa, kebangkan pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalisis, mensitesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan.
  5. Menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif.
  6. Menetapakan butir-butir diskusi penting, butir-butir penting ini dapat disajikan setelah melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan strategi lainnya.
Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi kualitas proses pengajaran.[6] Begitu pula penggunaan media yang berbasis manusia bukan hanya dilihat dari wujudnya saja akan tetapi fungsi dari pengajarannya atau fasilitator  yang berupa keaktifan dan keprofesionalannya.
  1. Macam-macam Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk. Berikut ini dikemukakan beberapa jenis pembelajaran interaktif:
  1. Pembelajaran partisipatori yaitu jenis pembelajaran yang dimulai dengan sesi curah pendapat dari seluruh siswa. Guru kemudia mengelompokkan, mengevaluasi, dan membahas hasil curah pendapat itu bersama dengan siswa.
  2. Pembelajaran main peran yaitu dimulai dengan main peran yang diberi tahapan dengan pelaku yang terdiri atas siswa dengan sukarela. Setelah bermain peran, butir-butir informasi penting dibahas dan akhirnya disimpulkan.
  3. Pembelajaran kuis tim yaitu dimulai dengan mengumumkan bahwa akan ada kuis pada akhir pelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang bersaing mengumpulkan angka berdasarkan jumlah jawaban yang benar.
  4. Pembelajaran kooperatif yaitu menciptakan tim-tim atau kelompok-kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan atau ketrampilan atau ketrampilan khusus.
  5. Debat terstruktur yaitu apabila kegiatan ini amat bermanfaat apabila ada butir-butir informasi penting atau pandangan yang berlawanan.
  6. Pembelajaran 99 detik yaitu rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi informasi dengan meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi kedalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik.[7]
  1. Kesimpulan
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.
Dalam penggunaan media berbasis manusia, ada dua teknik efektif yang dapat digunakan, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Sedangkan teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan pancingan.
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif. Adapun macam-macam pembelajaran interaktif yaitu;
  1. Pembelajaran partisipatori.
  2. Pembelajaran main peran.
  3. Pembelajaran kuis tim.
  4. Pembelajaran kooperatif.
  5. Debat terstruktur.
  6. Pembelajaran 99 detik.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. Azhar,Media Pembelajaran, Jakarta:Rajawali. 2009.
Mudhofir, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Progam Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1990.
Sudjana. Nana, Media Pengajaran, Bandung: CV. Sinar Baru. 1990.
http://anakciremai.bloganakkampung.com/19/12/2008/resuman-tentang-media-pembelajaran.html
[1] Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali,2009),hlm. 81.
[2] Mudhofir, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Progam Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 81.
[3] Azhar Arsyad., hlm. 81.
[4] Ibid., hlm. 84.
[5] http://anakciremai. bloganakkampung.com/19/12/2008/resuman-tentang-media-pembelajaran.html
[6] Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1990), hlm. 4.
[7] Azhar Arsyad., hlm. 87.










Share this article :

0 komentar:

Post a Comment